Jam
alarm terus berdentang mengusik kesunyian pagi di selah-selah tidurku, betley
dubs nada alarm yang terpasang pada handphone ku terus berdering nyaring seprti
layaknya memberitahu bahwa peradaban dunia malam telah berakhir. Sekitar
setengah jam berlalu alarm pada handphone terus berbunyi berharap ada yang
mematikanya, ku terbangun merasa seperti ada yang mengusik tidur indah ku,
terdengar bising-bising
samar yang begitu nyaring yang membuat ku merasa
jengkel selepas bangun tidur, terlihat jam di handphone masih menunjukan jam 5
pagi ku matikan alarm dan mencoba untuk tidur lagi, tak lama kemudian terdengar
teriakan dari luar kamar “ bangun man udah siang, sholat shubuh dulu” kata ibu
ku berusaha untuk membangunkan dan mengingatkan ku untuk sholat shubuh.
“Iya bu.. sebentar lagi “ jawab ku
dengan nada-nada masih ngantuk
Aku pun tidur lagi tanpa menghiraukan
perintah dari ibu untuk sholat. dengan entengnya ku meninggalkan sholat tanpa
merasa berdosa pada alloh SWT yang telah menciptakan kita dan tanpa merasa
bersalah pada ibu yang telah mengingatkan ku untuk mendirikan sholat seperti
hari-hari biasanya dalam kehidupanku ini jarang mendirikan sholat
Ibu pun terus meneruskan aktivisas seperti biasanya
di pagi hari dan mengira kalau aku sudah bangun dan mendirikan sholat,
sementara aku tetap tidur menikmati indahnya tidur pagi dengan berselimut tebal
yang menambah kenikmatan dalam tidur yang mengusir dinginya pagi itu.
“Kuuuukuluruuuuk
petok, petok “
suara ayam begitu
nyaring yang bertanggar di pagar samping kamarku mengagetkan ku yang sedang
tidur dalam balutan selimut tebal hingga ku terbangun dengan raut muka yang
menaruh benci pada ayam yang telah mengganggu tidur ku.
Ku lihat jam di handphone telah menunjukan jam 6
pagi, ku mencoba bangkit dari tempat tidur ku dan berusaha membuka jendela
kamar, sinar matahari langsung menerpa tubuh ku, menyilaukan mata ini begitu ku
buka jendela kamar yang kebetulan menghadap ke arah timur ke arah matahari
ketika terbit. Nafas panjang ku ambil dan ku keluarkan berkali-kali menikmati
segarnya udara pagi yang beranjak siang itu.
“pagi yang suram” gumanku dalam hati, pagi itu
memang tak secerah biasanya di tambah lagi burung-burung bertengger di pohon
mangga berkicau dengan aneh seperti mengejek dengan memasang muka sinis menatap
ke arahku.
Pagi
inilah awal hidupku menyambut liburan panjang setelah berkeluh kesah mnghadapi
ujian nasional, ujian yang membuat semua orang kepalanya hampir meledak. Senyum
manis bernaung dalam raut wajahku menghiasi pagi menyambut libur panjang yang
sudah menghadang di depan mata. Terus tersenyum melamunkan hal-hal yang kan
mengisi libur panjang ku, banyak hal-hal indah tergambar dalam benak ku “ this
times to enjoy my life” kata ku dengan penuh kesenangan layaknya burung merpati
mendapatkan cintanya yang kan terbang tinggi bersama mengepahkan sayapnya tuk
memadu kasih penuh kegembiraan bersama pasanganya.
“ mann....
jangan di kamar terus, bantu bapak tu di depan” teriakan ibu dari dapur
dengan nada penuh memelas yang membuyarkan lamunanku.
“Iya bu nanti aku bantu “ jawabku sembari meninggalkan kamar yang masih
antah brantah berantakan seperti kandang sapi milik bapak ku. Memang pada
dasarnya ku tak pernah merapikan tempat tidurku, ibu lah yang selalu
merapikanya usai memasak di dapur dia beranjak ke kamarku dengan penuh sabar
dan iklas tanpa rasa lelah merapikan tempat tidur ku, sering kali ibu
memperingatkan ku tuk merapikanya tapi tak pernah ku hiraukan, tak pernah ku
jalankan. “ngapain di rapikan kan masih ada ibu yang bisa merapikan” guman ku
sambil terus melangkah menjauhi kamar.
waktu terus berjalan meninggalkan masa lalu dan
terus berjalan menyongsong waktu yang kan datang. Senyum penuh kebahagiaan
terus bernaung di wajah ku melewati libur panjang yang penuh euforia kesenangan
itu. Hari-hari ku jalani dengan hura-hura, tanpa terpikirkan untuk membantu
orang tua, hanya bermainlah yang terus mengisi hari-hari ku, kehidupan
menyenangkan terus membalut rapat dalam hidup ini, banyak kesenangan menerpa
hidupku foya-foya, hura-hura terus melebur membuai hidup ini. “this lives what
i want” teriak ku sambil meneguk alkohol yang yang ku nikmati bersama
teman-teman ku di kesunyian malam yang dingin itu.
“Hidup ini indah broo, ngapain di bikin susah”
teriak temanku yang setengah nggak waras karena kebanyakan minum alkohol.
Kebahagiaan terus berrlarut membuai hidupku